Makna Motif dan Sejarah Tenun Siak

(1) Universitas Riau
(2) Universitas Riau

Abstract
Tenun Siak pertama kali dikenalkan di kerajaan Siak oleh Wan Binti Karim seorang pengrajin dari kerajaan Trengganu Malaysia atas utasan Sultan Sayid Ali. Dari sinilah awal mula tenun dikenal oleh masyarakat Siak sampai sekarang. Di dalam Tenun atau songket selalu terdapat motif dimana setiap motif yang ada didalam tenun tersebut memiliki makna tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari motif tenun siak dan sejarah tenun siak. Metode yang peneliti gunakan yaitu metode historis dengan pendekatan kualitatif, Subjek penelitian adalah informan yang mengerti tentang objek penelitian. Sumber data yang diambil berbentuk catatan atau rekaman yang berasal dari informan yang diwawancarai, dokumentasi dan studi kepustakaan dan foto dari kain tenun siak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wan Binti Karim dari kerajaan Terengganu Malaysia pertama kali memperkenalkan pakaian Melayu dari tenun Siak, yang dibawa ke Siak atas perintah Sultan Sayid Ali. Tengku Maharatu, istri Sultan Syarif Kasim II, adalah salah satu wanita Melayu yang berkontribusi pada perkembangan tenun songket Melayu Siak. Pakaiannya terdiri dari empat jenis pakaian: pakaian sehari-hari, pakaian semi-formal, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. kain tenun songket Melayu Siak memiliki banyak corak dan motif yang berasal dari flora, fauna, dan alam. Motif-motif ini mengandung makna dan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Melayu Siak. Motif flora pada tenun songket Siak seringkali dikaitkan dengan kesuburan yang melambangkan harapan akan kehidupan yang berkelanjutan dan penuh keberkahan, keindahan alam yang menunjukkan rasa syukur dan penghormatan terhadap alam sebagai sumber kehidupan, motif flora juga mencerminkan nilai-nilai moral yang tinggi dan penting dalam masyarakat Siak. Menurut masyarakat Melayu Riau, seni motif hias yang berasal dari hewan melambangkan hal-hal seperti kegagahan, kecerdikan, kasih sayang, kedamaian, kebebasan, dan kesuburan. Motif yang berasal dari benda-benda alam dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, kepedulian terhadap lingkungan, dan kesederhanaan. Tujuh corak dasar digunakan dalam pakaian Melayu Siak: pucuk rebung, tampuk manggis, siku keluang, bunga cengkih, semut beriring, itik pulang petang, dan awan larat.
Keywords
References
Aep Kusnawan dan Yusril Perdiansyah Nur, (2020). “Pemberdayaan Aset Tenun Bipolo Melalui Metode Marketing Mix Training Untuk Menumbuhkan Kemandirian Masyarakat Desa”, Al Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol.3 No.2.
Al Mudra, Mahyudin, (2003). Rumah Melayu Memangku Adat Menjemput Zaman, Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu bekerja sama dengan Penerbit Adi Cita.
Asmidar & Purwo Prihatin. (2022). “Motif Hias Tenun Siak pada Busana Adat Pengantin Representasi Kearifan Lokal”. Jurnal Pendidikan Seni & Seni Budaya, 7(2), 148-162.
Ayub, D. (2011). Sejarah dan Budaya Melayu. Tanjung Pinang: UMRAH PRESS.
Effendi, dkk. (1989). Pakaian Adat Tradisional Daerah Riau. DEPDIKBUD
Guslinda & Otang Kurniaman.( 2016). “ Perubahan Bentuk, Fungsi dan Makna Tenun Songket Siak pada Masyarakat Melayu Riau”. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 5 (1), 29-42.
Jamil, Taufik ikram. (2018). “Pendidikan Budaya Melayu Riau: Buku Sumber Pegangangan Guru”. Lembaga Adat Melayu Riau(LAMR).
Kalsum, Masayu Umi. (2015). Bentuk, fungsi dan Motif Pakaian Pengantin Tenun Indragiri dalam Upacara Adat Perkawinan Rengat Provinsi Riau dalam skripsi Jurusan Seni Rupa, fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
Kartiwa, Suwati, (1989), Kain Songket Indonesia, Jakarta: Jambatan.
Lestari, S. R. (2017). Kajian Motif Tenun Songket Melayu Siak Tradisional Khas Riau. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa Dan Desain, 33–48.
Martin. 2024. “ Makna Motif dan Sejarah Tenun Siak”. Hasil wawancara pribadi: 19 November 2024, Museum Sang Nila Utama
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif (revisi), Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Prayoga, ari, dkk. (2022). “ Nilai dan Makna Sejarah Baju Kurung Labuh Sebagai Baju Adat Khas Riau, 6(1), 2881-1887.
Sapitri, mita, dkk.(2022). “ Nilai Karakter Pakian Corak Tenun Songket Melayu Siak di Kampung Tengah Kabupaten Siak”. Jurnal IDEAS: Pendidikan, Sosial, dan Budaya, 8(1), 153-160.
Tennas Efendi, (1995). Busana Pengantin Melayu Riau dan Filosofi yang Terkandung didalamnya, Pekanbaru:Biro Bina Sosial.
Tenas Effendi, (1993), Lambang Dan Falsafah Arsitektur dan Ragam Hias Riau Tradisional Melayu Riau, Pekanbaru : Propinsi Riau.
Article Metrics
Abstract View

DOI: 10.57235/jcrd.v2i1.4843
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Ahmal Ahmal, Mirza Dwi Sukma

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.